Menembus Langit
Menembus langit
Novie Octaviane Mufti, S. Psi.
Tema : Menembus Langit di Penghujung Ramadhan
Sesi Penyampaian Materi
Apa sih yang kita perjuangkan di penghujung Ramadhan ini dan apa yang akan kita menangkan?
Di penghujung Ramadhan ini, kita harus menerima ketetapan Allah yang qadarullah dalam bentuk memiliki kesibukan yang bermacam-macam contohnya yaitu dengan banyak tugas, kepanitiaan dan memiliki kehidupan baru (menikah). Pertama, kita harus menyadari bahwa Allah tidak akan mendzolimi kita dengan ketetapan seperti ini sehingga kita dibuat semakin kecil kemungkinan kita untuk bisa memenangkan Ramadhan. Sehingga walaupun kita sibuk atau kita berada hidup di fase manapun, tidak berkurang sedikitpun kebaikan Allah atas diri kita. Maka apa yang perlu kita fikirkan di penghujung Ramadhan kali ini, apa sih keajaiban atau pesan yang sedang Allah hantarkan untuk kita di hari ini. Apakah sebetulnya Allah sedang memberi cermin kepada kita bahwa bagaimana kita menjalani hari-hari selama Ini. Ternyata mungkin bagaimana kita menjalani hal-hal yang bersifat duniawi itu jauh sangat banyak daripada urusan ubudiyah kita dengan Allah, atau juga kita dihadapkan oleh Allah pada serangkaian evaluasi-evaluasi diri yang tidak akan kita dapatkan jika kita tidak berhadapan dengan Ramadhan, contoh : bagaimana kita berinteraksi dengan Al-Qur’an dan bagaimana kita mengelola hari atau waktu-waktu yang kita miliki. Sehingga kita mengupayakan malam-malam terakhir Ramadhan dengan berbagai amalan dengan mengambil jeda waktu untuk diri kita sendiri guna mengevaluasi hal-hal yang perlu kita perbaiki karena pesan Ramadhan yang coba Allah hadirkan.
Kita terlalu fokus pada satu mode atau bentuk ibadah yang kita fikir itu adalah paling optimal, sehingga kita merendahkan peran-peran kita yang lain. Sementara ibadah tidak terkotakkan, misalnya kita sedang pengajian di masjid maka kita fikir hal itu sedang mengabdi kepada Allah, sementara kita mengerjakan penelitian itu bukan merupakan beribadah kepada Allah. Padahal kita sebagai umat muslim, kontrak ibadah dengan Allah yaitu 24 jam dalam 7 hari dalam artian sepanjang waktu, sepanjang hari kita sedang beribadah kepada Allah. Sehingga bagaimana kita menjalani keseharian pun itu menjadi tugas bagi kita untuk memastikan kita sedang beribadah kepada Allah, karena bentuk ibadah tidak hanya mengaji, tarawih, puasa. Kita sebagai wanita akan menghadapi hari-hari haid.
Kita tidak boleh menjadikan haid sebagai batasan dari Allah. Kita berdo’a agar apa yang kita lakukan menjadi amal sholeh di hadapan Allah dan bisa membuat kita mempunyai amalan terbaik. Kita sebagai muslim harus berilmu karena dengan ilmu kita bisa berdakwah, bisa lebih bijaksana dalam memahami sesuatu. Dengan ilmu kita juga bisa menunjukkan kepada dunia bahwa muslim bukan orang-orang yang terbelakang. Justru dengan ilmu kita mempunyai peran untuk membawa citra muslim di hadapan orang-orang.
Jadi tugas kita yaitu memaksimalkan apapun yang sedang kita lakukan untuk dijadikan sarana amal sholeh kita kepada Allah. Kita sebagai umat muslim tidak mengkotak-kotakkan yang sifatnya spiritual, ubudiyah, dengan peran-peran lain yang kita lakukan, karena kita harus bijak menerima ketetapan Allah. Ada hal yang menarik tentang keridhoan Allah yang diberikan kepada kita jika kita ridho terhadap Allah. Ketika kita ingin mendapatkan ridho Allah, jadi diawali oleh kita untuk ridho kepada Allah. Dalam peranan kita sebagai anak, ridho nya Allah terletak pada ridho orang tua.
Hal yang paling penting untuk kita renungin yaitu siapa yang menjadi tahta tertinggi yang ada di fikiran, jiwa dan langkah-langkah kita. Ketika kamu tidak sedang meninggikan yang haq maka sebetulnya kamu sedang meninggikan yang batil. Ketika kamu tidak sedang memenangkan Allah di hatimu maka sebetulnya kamu memenangkan yang lain.Kita tidak bisa mengelak atas ketetapan apapun terhadap apa yang Allah hadirkan terhadap diri kita. Misalkan kita mendapatkan tugas yang banyak atau sedang haid dll.
Mudah-mudahan kita tidak menjadikan itu sebagai alasan yang kita fikir penghalang atas turunnya rahmat, cinta, maghfiroh dan kebaikan Allah lainnya atas diri kita. Semoga kita bisa menyikapi dengan baik apapun hal yang sedang kita terima. Kita adalah seorang hamba, kita tidak punya kendali atas diri kita. Yang bisa kita lakukan adalah berupaya bisa mengejar ketertinggalan. Dan kita tidak boleh lupa bahwa harus menggantungkan semuanya kepada Allah karena pada akhirnya yang akan membuat kita bisa menjalani hari-hari baik itu adalah Allah. Sehingga kita berdo’a kepada Allah, mudah-mudahan Allah mengabulkan kita dalam mengejar ketertinggalan-ketertinggalan kita di penghujung Ramadhan kemudian menerima amalan kita di bulan Ramadhan ini dan yang paling penting adalah mengampuni dosa-dosa kita serta membukakan pintu surga yang seluas-luasnya bagi kita, aamiin.
Komentar
Posting Komentar