Tentang Filsafat#1
Assalammu’alaikum manteman
Kali ini gue mau beropini wkwkwk
tentang filsafat
huadeh
Apakah itu filsafat?
Atau baru pertama kali denger
filsafat?
Atau sok tahu tentang filsafat yang
modal katanya orang?
hem okay gue bakal sharing disini
tentang apa yang gue tau soal filsafat. Sebelumnya kalo kalian udah pernah baca
cerita gue sebelumnya pasti tau dong antara gue sama filsafat uhuy
Dan yang belum tau baca dulu ya
wkwkwk
Kadang gue kesel banget sama orang yak
sok tau ngasal dan bilang hal hal buruk tentang filsafat. Terlebih sama temen
mahasiswa, padahal mereka mahasiswa lho mbok ya baca dulu, cari tahu dulu, pun
kalo baca bukan dari satu sumber aja, karna perspektif orang orang sama sesuatu
hal kan beda beda ya. Suka heran deh. Tapi gue bisa ngertiin sama orang yang
bener bener ga tau sih karena sebelumnya ia belum pernah denger soal filsafat.
Okay daripada curhat kelamaan
mending gue langsung sharing aja tentang filsafat, dan gue mau bilang bahwa
kalian boleh setuju dan boleh ga, karna ini murni opini gue tentang filsafat.
Berdasarkan pengalam gue belajar filsafat 1,5 tahun cielah wkwkwk.
So sebelum kita ngomongin filsafat
kita kudu ngerti nih apa itu filsafat?
Diambil dari https://philosophy.fsu.edu/undergraduate-study/why-philosophy/What-is-Philosophy
Secara harfiah, istilah
"filsafat" berarti, "cinta akan kebijaksanaan". Dalam arti
luas, filsafat adalah aktivitas yang dilakukan orang ketika mereka berusaha
memahami kebenaran mendasar tentang diri mereka sendiri, dunia tempat mereka
tinggal, dan hubungan mereka dengan dunia dan satu sama lain. Sebagai filosofi
disiplin akademis hampir sama. Mereka yang mempelajari filsafat selalu terlibat
dalam bertanya, menjawab, dan memperdebatkan jawaban mereka atas pertanyaan
paling mendasar dalam hidup.
Filsafat berguna untuk berpikir
kritis terhadap asumsi asumsi dasar yang biasanya digunakan tanpa dipertanyakan
, juga waspada terhadap konsekuensi konsekuensi lebih jauh, lebih luas, dan
lebih abstrak dari temuan temuan ilmiah. Filsafat penting untuk menghindari
kenaifan -empirik-teknis, yaitu anggapan seakan kehidupan dan manusia hanyalah
soal data dan urusan teknis. Bagi dunia keagamaan filsafat membantu agar kita
terhindar dari dogmatisme yang picik dan berbahaya atau dari keterjebakan dalam
perkara remeh temeh yang tidak penting , membantu melihat hal hal yang lebih
pokok, juga memungkinkan kita berpikir lebih arif dalam menyelesaikan perkara
perkara baru yang tidak bisa langsung dirujuk ke kitab suci. Belajar filsafat
membuat kemampuan reflektif kita senantiasa berdenyut. Dengan begitu budi kita
semakin halus dan arif terutama dalam menyikapi kehidupan yang penuh perbedaan.
Belajar filsafat membuat kita berani dan tekun memasuki peristilahan yang tak
lazim serta memaksa kita mengikuti penalaran penalaran sangat panjang dan
melelahkan. Filsafat diibaratkan sebagai olah pikir, dengan berfilsafat adalah
cara cerdas bagi kita untuk tetap waras dan tumbuh berevolusi. Ditengah dunia
yang semakin sakit dan sistem nilai kian terdegradasi. (Bambang Sugiharto)
Filsafat sulit dan rumit, filsafat
bikin gila?
Gue akui belajar filsafat cukup
sulit dan rumit, seperti yang telah tertulis di atas para filsuf memiliki gaya
penulisan dan gaya bahasa yang beragam. Mungkin gue bisa menyimpulkan alasan
kenapa orang bilang kalo ngomong sama anak filsafat tuh susah, karna bahasa
orang filsafat cenderung baku dan tak umum di masyarakat. Bagi gue hal ini
malah membuat kosakata gue kaya, dan gue semakin banyak belajar dan berpikir
mengenai banyak hal. Filsafat itu rumit karna kita berusaha berpikir apa yang
orang lain pikirin (filsuf), kaya kenapa sih Thales bilang dunia ini dari air,
kenapa sih Plato bisa bilang dunia ide, dan sebagainya. Dari sini kita bisa
ngerti kenapa orang bisa berbeda pendapat karena ya mereka tumbuh dan hidup di
lingkungan yang berbeda daya tangkap indra atas berbagai hal yang mereka lihat,
dengar dan rasakan juga beda. Secara ga langsung kita bisa lebih menghargai
pendapat orang lain.
Alhamdulillah selama gue belajar
filsafat gue ga dibikin gila kok. Sebenernya lo jangan melabeli filsafat bikin
gila karna yang sebenernya bikin gila ya diri lo sendiri. Suka heran dah kenapa
orang orang suka banget mengeneralisasi kaya semua laki laki jahat, lah itu kan
cowok lo doang yang nyakitin lo Mbak. Lo lihat orang yang kuliah filsafat jadi
gila terus lo bilang belajar filsafat bikin gila, yang gila lo kalik. Padahal
ada banyak orang yang belajar filsafat, terlebih kuliah filsafat terus sukses.
Siapa emang? Lo punya google kan coba deh lo search.
1. Co Founder Paypal, investor, dan libertarian Peter Thiel mendapat gelar sarjana filsafat dari Stanford University.
2. Mantan kandidat presiden partai Republik AS sekaligus mantan CEO Hewlett-Packard Carly Fiorina punya dua gelar sarjana filsafat dan sejarah dari Stanford University. Ia kemudian melanjutkan studi administrasi bisnis di University of Maryland dan manajemen di MIT Sloan School of Management.
3. Pendiri start up Slack bernilai 2 miliar dolar, Stewart Butterfield punya dua gelar sarjana filsafat dari University of Victoria dan Cambridge. Ia mengaku ilmunya itu berguna untuk memperbaiki pola pikir serta memahami perilaku orang.
4. Pendiri situs LinkedIn Reid Hoffman, seorang milyuner mendapat gelar master filsafat dari Oxford University. Sebelumnya, ia bahkan ingin menjadi akademisi, sebelum terjun ke dunia teknologi.
5. Penulis esai mendiang Susan Sontag belajar filsafat di Harvard dan Chicago University sebelum tulisan-tulisannya banyak mengubah pola pikir orang dari mulai isu fotografi hingga AIDS.
6. Raja media, investor, dan pebisnis ulung George Soros mendapat gelar PhD bidang filsafat dari London School of Economics di mana ia banyak belajar dari sang guru Karl Popper. Kekayaannya mencapai 24 miliar dolar.
7. Carl Icahn, seorang pebisnis, investor, dan filantropis dengan kekayaan 20 miliar dolar, mendapat gelar akademik filsafat dari Princeton University. Judul tesisnya pun cukup tajam, “The Problem Formulating an Adequate Explication of the Empiricist Criterion of Meaning.”
Source businessinsider.co.uk/silentcircle.com
Filsafat emang bikin gila,
pemikiran, ide dan karya yang gila. wkwkwkwk
Filsafat haram, bikin atheis,?
Gue ga tau sih ini, tapi menurut gue
setiap ilmu yang mendekatkan pada Allah itu ga haram. Ada banyak pendapat
mengenai filsafat itu haram atau engga dan ini perlu dikaji lagi sih. Tapi gue
menganut keyakinan kalo filsafat ga haram. Toh gue ga pernah diajarin buat ga
percaya Tuhan, malahan dengan mempertanyakan Tuhan itu dapat mengokohkan
keyakinan kita, kalo mengenal Allah itu belajar akidah kan yakk. Gue pernah
baca QnA Ustadz di Instagram ada yang nanya, “Tanggapan ustadz mengenai orang
yang belajar filsafat”
Ustadz menjawab kalo kita tuh ga
berhak mengintervensi apa yang harus dan tidak harus dipelajari orang lain.
Setiap orang diberikan kebebasan sama Allah untuk belajar apaun selama yang
dipelajari tidak menjauhkan dirinya dengan Allah. Filsafat itu udah
menjembatani banyak ilmu, bahkan dalam asa asas yurispudensi Islam sangat
terasa unsur unsur filsafatnya. Bahkan ketika lo mau ngebantah pendapat
ustadz Aan Candra Talib, lo juga sedang
berfilsafat. Karena itu wacana filsafat harus didudukkan dulu. Bila filsafat
itu berpikir logis atas upaya melukiskan realitas maka sah sah sajauntuk
dipelajari, bahkan wajib hukumnya di era kontemporer ini. Ibnu Taimiyah sendiri
dalam al-Minhaj menulis bahwa filsafat bisa diterima jika memenuhi syarat.
Yaitu asalkan berdasarkan pada akal dan berpijak pada kebenaran yang dibawa
Nabi Muhammad SAW.
Memukul rata filsafat dan merincinya
hanya akan menguatkan pandangan orientalis barat yang mengatakan bahwa islam
adalah agama yang jauh dari tradisi berpikir rasional dan filsafati. Soal
pandangan salaf yang mengharamkan filsafat bahkan sebagian menghukummi kafir
orang yang mempelajarinya harus dikaji lebih dalam lagi. Dan menurut gue kalo
lo bener bener ngaji Al Qur’an, kita tuh sebagai muslim selalu disuruh mikir.
Gue menyimpulkan sendiri kenapa orang barat bilang agama islam jauh dari kata
berpikir karena dia liat sebagian orang islam yang kadang emang ga mikir
(maaf). Lo tahu kan kebanyakan orang Indonesia yang mayoritas muslim tapi
sering kemakan hoax, ibu ibu ketipu
arisan, dan banyak hal lainnya. Ya emang ga dipertanyakan dulu, ga mau banyak
cari informasi dulu, ala menelan informasi baru secara mentah mentah, perintah
pertama Al Quran aja disuruh Iqra, bacalah, bukan sekedar baca doang tapi dipahami,
diperhitungkan, dianalisis kaya gitu.
Atheis itu apa sih?
Dari https://id.wikipedia.org/wiki/Ateisme, Ateisme adalah sebuah pandangan
filosofi yang tidak memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan
kepercayaan pada keberadaan dewa atau Tuhan. Istilah ateisme
berasal dari Bahasa Yunani ἄθεος (átheos), yang
secara peyoratif digunakan untuk merujuk pada siapapun yang kepercayaannya
bertentangan dengan agama/kepercayaan yang sudah mapan di lingkungannya. Banyak ateis
bersikap skeptis kepada keberadaan fenomena paranormal karena kurangnya bukti
empiris. Yang lain memberikan argumen dengan dasar filosofis, sosial, atau
sejarah.
Dan gue mau bilang orang atheis
(maaf) itu bisa dari jurusan apa aja atau bukan orang yang belajar filsafat aja
yang bikin atheis. Lo jangan nyalahin suatu bidang ilmu deh tapi lo harus liat
gaya pemikiran orang yang jadi atheis. Lo belajar ilmu alam pun juga bisa jadi
atheis kalo lo hanya percaya sama apa apa yang bisa dilihat dengan indra aja.
Selama akidah lo kuat dan hati lo ga tertutup dengan hal hal yang bisa lo liat
lo malah jadi mikir bahwa ada lho yang menciptakan alam semesta ini dengan
begitu luar biasanya.
Lo tau juga kan filsuf islam yang
memiliki sumbangsih besar terhadap peradaban? Apa lo masih mau bilang filsafat bikin sesat? pilih pilih sumber dan guru yang tepat ya biar ga salah kaprah.
Dari Republika.co.id banyak tokoh Muslim yang diketahui sebagai fulsuf
terkenal. Kaya Al-Kindi (180-260 H/796-873 M). Al-Kindi adalah salah satu dari
empat penerjemah mahir pada masa gerakan penerjemahan.Terutama memperbaiki
terjemahan Arab dari sejumlah buku. Selain itu, aktivitasnya lebih banyak
tertuju pada upaya menyimpulkan pandangan-pandangan filsafat yang sulit
dipahami dan kemudian mengarang sendiri. Jumlah karya tulis al-Kindi cukup
banyak, yakni 241 buah risalah dalam bidang filsafat, logika, psikologi,
astronomi, kedokteran, kimia, matematika, politik, optik, dan lain-lain. Al
kindi juga pernah mengalami perlakuan buruk dari pihak-pihak yang iri kepadanya
atau benci kepada filsafat.
Al-Ghazali (450-505 H/1058-1111 M).
Ia merupakan ulama terkemuka yang amat berpengaruh di dunia Islam, terutama di
kalangan Suni. Ia dikenal karena kemampuannya mengkritik argumen-argumen kaum
filsuf dengan menulis buku Tahafut al-Falasifah. Buku tersebut ia tulis dalam
rangka memberikan kesan tentang kelemahan atau kekacauan pemikiran-pemikiran
para filsuf Muslim, seperti al-Kindi, al-Farabi, dan Ibnu Sina.Semasa hidupnya,
Al-Ghazali dikenal sebagai fakih, mutakalim, dan sufi. Ia mahir berbicara dan
amat produktif dalam mengarang. Karya tulisnya lebih dari 228 buku dan risalah.
Karya tulisnya yang paling populer di dunia Islam adalah Ihya’ ‘Ulum ad-Din
(Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama).
Ibnu Rusyd (520-595 H/1126-1198 M).
Salah satu filsuf Muslim yang muncul di belahan barat adalah Abu al-Walid
Muhammad Ibnu Ruysd. Ibnu Rusyd menguasai berbagai bidang ilmu, seperti fikih,
ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika, astronomi, kedokteran, logika, dan
filsafat. Ia berhasil menjadi ulama dan filsuf yang sulit ditandingi. Ia juga
pernah menjadi hakim di Cordoba pada 1171 M. Ibnu Rusyd juga pernah menjadi
dokter istana. Kehebatan Ibnu Rusyd dapat dilihat melalui karya-karya tulisnya.
Ia menulis Bidayah al-Mujtahid, sebuah karya besar berupa fikih perbandingan,
yang secara luas dipakai oleh para fukaha sebagai buku rujukan penting. Ia juga
menulis Kulliyyat fi at-Thibb, yang membicarakan garis-garis besar ilmu
kedokteran, dan menjadi pegangan para mahasiswa kedokteran di Eropa selama
berabad-abad di samping karya Ibnu Sina, Al-Qanun. Karya tulisnya yang
merupakan ulasan atas karya Aristoteles dibukukan ke dalam tiga buku ulasan,
yaitu Al-Asghar (Yang Lebih Kecil), Al-Ausath (Yang Lebih Sedang), dan Al-Akbar
(Yang Lebih Besar). Sosok Ibnu Rusyd juga dikenal karena pandangan-pandangannya
yang mengkritik pandangan Al-Ghazali. Sebagai tangkisan terhadap karya
Al-Ghazali, Tahafut al-Falasifah (Kacaunya Kaum Filsuf), ia menulis buku
Tahafut at-Tahafut al-Falasifah (Kacaunya Tahafut al-Ghazali).
Ar-Razi (250-313 H/864-925 M).
Filsuf Muslim terkemuka yang muncul setelah al-Kindi adalah Abu Bakar Muhammad
bin Zakaria ar-Razi. Ia adalah dokter terbesar yang dilahirkan dunia Islam
zaman klasik. Ia pernah menjadi direktur rumah sakit Rayy dan pernah pula
menjadi direktur rumah sakit Baghdad. Ketekunan dan kesungguhannya dalam
menulis luar biasa. Ia pernah menulis dalam setahun lebih dari 20 ribu lembar
kertas. Karya-karya tulisnya mencapai 232 buah buku atau risalah, yang
kebanyakan dalam bidang kedokteran. Di samping itu, ia juga banyak menulis
karya-karya yang berhubungan dengan filsafat. Namun, hampir semua karya
tulisnya dalam bidang filsafat belum dijumpai. Banyak pihak menduga karya-karya
filsafatnya telah dihancurkan oleh lawan-lawannya yang telah menuduhnya sebagai
seorang mulhid (menyimpang dari, atau mengingkari ajaran Islam).
Dan masih banyak lagi tokoh keren
yang belajar filsafat. Mungkin segitu dulu tentang Filsafat, insyaAllah bakal
gue lanjutin kapan kapan. Mungkin gue juga bakal sharing apa aja sih yang
dipelajarin di filsafat terutama di Filsafat UI. Banyak hal yang pengin gue
sharing, gue berharap ada manfaatnya dari apa yang gue tulis. sekian. terima
kasih.
Wassalammu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Masyaallah, ilmu baru ni mengubah cara pandang kita terhadap filsafat. Ternyata filsafat itu gak seserem yang kita bayangin lho,gak segila yang kita pikirin. Ternyata banyak juga tokoh islam yang berkecimpung dibidang filsafat, bahkan dari mereka banyak yang menguasai berbagai bidang keilmuan. Masyaallah ilmunya luar biasa.
BalasHapusBikin blog lagi dong tentang ilmu filsafat wkwk
Jazakillah khair, InsyaAllah
Hapus