Review Novel "Cinta Suci Zahrana"
Dalam kehidupan sering kali seorang perempuan dihadapkan
pada pilihan pilihan. Contohnya memilih untuk bekerja atau lanjut kuliah,
memilih menikah atau menunda menikah, menjadi wanita karir atau ibu rumah
tangga. Sejujurnya saya tidak begitu setuju apabila seorang perempuan
diharuskan memilih karena menurut saya perempuan bisa melakukan nya bersamaan. Nah
pas banget nih kali ini saya akan membagikan review tentang novel “ Cinta Suci
Zahrana” novel karya Habiburrahman El Shirazy. Novel ini menceritakan tentang
seorang wanita yang cerdas berasal dari kelurga sederhana di Semarang karena
tekadnya untuk membahagiakan kedua orang tua ia belajar giat hingga bisa
melanjutkan pendidikan di UGM jurusan teknik sipil dan arsitektur. Ia mampu
menyelesaikan kuliahnya dengan predikat terbaik. Ia juga melanjutkan pendidikan
S2 nya di Bandung. Hingga memperoleh penghargaan Internasional. Namun sebagai
manusia tentu Zahrana juga memiliki permasalahan dalam kehidupannya terutama
dalam mendapatkan pasangan hidup. Sebenarnya karena prestasi dan sikapnya
sebagai muslimah yang baik banyak laki laki yang tertarik padanya dan ingin
meminangnya. Namun karena berpegang teguh pada prinsipnya yakni fokus pada apa
yang sedang ia jalani. Sebagaimana nasihat dosen pembimbingnya “Konsentrasi
yang terfokus adalah salah satu kunci sukses”. Sehingga membuat Zahrana selalu
menolak laki laki yang mempunyai niat baik dengannya. Saya menganggap bahwa
Zahrana tidak menangkap dengan baik maksud kalimat ini. Fokus pada hal yang
dilakukan memang baik seperti saat mengerjakan tugas namun tidak serta merta
melupakan tanggung jawabnya yang lain misalnya sebagai seorang muslim yang taat
yaitu melaksanakan ibadah sholat, sebagai manusia juga perlu makan karena tubuh
juga butuh energi, mengistirahatkan badan dan tanggung jawab lainnya. Karena ia
begitu mencurahkan perhatiannya pada prestasi akademik hal ini membuat ia lupa tentang keinginan orang
tuanya. Hal ini membuat orang tua Zahrana kecewa, karena disaat umur mereka
sudah tua ia anak satu satunya belum juga menikah. Orang tua Zahrana takut
apabila Zahrana tidak mau menikah karena usia nya sudah tidak muda lagi. Akan
sulit bagi seorang perempuan berusia 30-an mendapatkan suami yang setara
dengannya. Kebanyakan laki laki akan memilih istri yang lebih muda darinya.
Ketika Zahrana sadar bahwa usianya tak
lagi muda ia mulai memikirkan tentang hidupnya. Disaat seperti ini ia diuji
oleh banyak cobaan. Datang lamaran yang membuat ia mengigil, bingung, resah dan
membuat hari harinya kusut. Lamaran itu datang dari dekan fakultas teknik
tempat ia mengajar. Dekan itu memang cukup terkenal dan berpendidikan namun
akhlaknya tidak seperti yang diharapkan. Ia seorang duda paruh baya yang sering
menggoda perempuan. Mana mungkin Zahrana menjadikan ia seorang suami meskipun
menurut sahabatnya Wati bisa jadi menikah dengan dekan itu menjadi jalan
dakwahnya. Namun kali ini Zahrana mengambil langkah untuk menolak lamaran dekan
nya itu meskipun lagi lagi ia harus mengecewakan orang tuanya. Pak Karman tidak
ikhlas Zahrana menolak lamarannya dan akhirnya meneror Zahrana. Zahrana memutuskan
untuk tidak mengajar di kampus lagi dan mencari pekerjaan baru yang membuat ia
lebih tenang dan dekat dengan Allah. Saat sudah tidak bekerja temannya yang
juga seorang Dosan yaitu Pak Didik menawarkan Zahrana untuk menjadi istri
kedua. Jelas Zahra menolak karena baginya tidak mungkin ia menjadi perusak
hubungan rumah tangga orang lain. Sampai akhirnya ia dipertemukan dengan laki
laki penjual kerupuk yang disarankan Nyai untuk dirinya. Semua berjalan lancer sampai
hari sebelum pernikahannya. Malam sebelum melaksanakan akad ia diteror oleh seseorang (Pak Karman). Yang
membuat ia tidak jadi menikah karena Adam mengalami kecelakaan. Hal ini
membuatnya shock sampai harus dibawa ke rumah sakit. Disaat yang bersamaan Ayah yang ia cintai
harus menghembuskan napas terakhir karena serangan jantung. Zahrana hampir putus
asa dengan hidupnya, namun sahabatnya Lina selalu memberikan nasihat dan saran
yang menenangkan hatinya. Disaat seperti ini ia menyesali hidupnya kenapa tidak sejak
dulu ia menerima lamaran orang orang yang berniat baik padanya. Padahal
sekarang orang orang itu sudah kaya, ia terlalu menyepelekan pekerjaan dan
usaha orang lain. Lina berusaha membantu Zahrana mencarikan calon suami namun
cukup sulit juga bagi Lina untuk mendapatkan laki laki yang setidaknya sama
dengan Zahrana.
Sampai bulan Ramadhan tiba Zahrana
semakin menikmati ibadahnya meskipun tanpa Ayahnya. Zahrana juga menikmati
mengajar siswa siswanya. Dan terdengar kabar bahwa Pak Karman meninggal dibunuh
karena ia berbuat cabul. Disinilah peribahasa “Becik ketitik olo kethoro”.
Sekecil apapun keburukan yang dilakukan seseorang pasti akan terlihat juga. Suatu
ketika datang dokter Zul yang dulu pernah bertemu Zahrana saat ia di rumah
sakit. Tidak disangka dokter itu datang melamar Zahrana untuk anaknya. Anak
dokter Zul adalah mahasiswa bimbingannya sendiri, Hasan. Zahrana cukup terkejut
dan tidak percaya. Namun memang sudah rencana Tuhan mengatur semua ini. Karena
takut akan terjadi hal hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi
sebelumnya ia mengajukan syarat bahwa akad nikah harus dilakukan malam itu juga
setelah sholat isya’. Hasan dan keluarganya menyanggupi permintaan Zahrana dan
akhirnya mereka menikah. Zahrana dan Hasan sangat bahagia. Zahrana juga bisa
melajutkan mimpinya untuk S3 di Cina. Mimpi mimpi Zahrana sudah terwujud satu
per satu. Sudah tidak ada lagi julukan perawan tua baginya karena sekarang ia memiliki
Hasan yang begitu mencintainya.
Yang bisa dipelajari dari novel ini
adalah saat kita memutuskan sesuatu kita harus berpikir bahwa keputusan yang
kita buat bukan hanya untuk diri kita sendiri namun menyangkut orang tua dan
orang lain. Ketika setelah menikah bisa melanjutkan pendidikan kenapa tidak
menjalani keduanya. Mengharapkan cinta dari seorang manusia dapat mengecewakan
tapi mengarapkan cinta dari Sang Maha Pemberi Cinta kita akan mendapatkan cinta
yang lain dariNya. Seperti dari perkataan seseorang “Sebab mencintai karena
Allah adalah bila engkau bisa mendahulukan Allah, mencintai Allah sebelum
seluruh MakhlukNya. Ketika Allah sudah engkau cinta melebihi apapunyang ada di
semesta engkau berhak untuk mengucap ‘Aku mencintaimu karena Allah’”. Dalam
cerita novel ini, saya percaya bahwa cinta akan datang pada waktunya. Tidak
perlu mengkhawatirkan perihal jodoh dan kapan kita bertemu dengan nya. Yang
perlu kita lakukan adalah usaha untuk meraih ridho Allah. Maka Allah akan
mendatang kan jodoh langsung dihadapan kita. Selalu mensyukuri setiap
kesempatan yang diberi Allah untuk kita, apapun itu.
Terima kasih sudah membaca, saya hanya
seorang pembaca dan berusaha menulis apa yang saya terima, masih banyak hal
yang belum saya sampaikan. Saya sangat menerima saran dan kritikan. Semoga
tulisan ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. Mari menikmati setiap
kalam ilahi mempelajari dan mengamalkannya dalam kehidupan. Semoga kita bisa
menjadi sebaik baik manusia yang memberi manfaat bagi banyak orang. Aamiin
Komentar
Posting Komentar