Celotehanku 6
Literasi Sebagai Alternatif Belajar Yang Menyenangkan
Bagi Anak Anak Di tengah Pandemi Covid-19
Pendahuluan
Dunia sejak bulan Maret dikejutkan dengan
mewabahnya virus Covid-19. Semua aktifitas di luar ruangan dialihkan untuk stay at home untuk memutus rantai
penularan Covid-19. Berbagai sektor baik ekonomi, industri, kesehatan terkena
dampak termasuk dunia pendidikan. Pandemi Covid-19 memberi dampak yang
signifikan bagi dunia pendidikan. Sejak pandemi muncul, lebih dari 120 negara
memberlakukan pembatasan interaksi sosial melalui penutupan sekolah. Akibat
kebijakan penutupan sekolah berdampak pada 1,6 juta siswa di seluruh dunia.
Indonesia sendiri sejak perintah penutupan seluruh sekolah berakibat pada 60
juta siswa tidak mendapatkan pendidikan di sekolah.
Pemerintah dan berbagai pihak terkait
harus membuat kebijakan yang tidak merugikan sektor pendidikan. Peran orang tua
sebagai salah satu yang terdampak juga memiliki peranan penting dalam membimbing
anak-anak untuk tetap melanjutkan pembelajaran daring. Hal ini sangat berat
bagi orang tua yang tidak tersentuh pendidikan dan minim pengetahuan. Sebagian
orang tua yang minim pendidikan menjadikan pembelajaran daring tidak berlangsung
secara efektif. Sebagian masyarakat hanya mampu membaca dan menulis sedangkan
untuk pengetahuan lain mereka tidak paham. Apalagi dihadapkan pada teknologi,
tidak semua orang tua dapat menggunakan teknologi pun masih ada yang tidak
memilki teknologi yang mendukung pembelajaran daring baik tv atau gadget. Hal tersebut berpengaruh pada
kesiapan siswa dan guru untuk tetap melanjutkan pembelajaran jarak jauh. Beban
guru menjadi lebih besar terutama di daerah yang minim dengan fasilitas
pendidikan.
Atas keresahan yang dialami penulis.
Penulis berharap melalui tulisan ini dapat memberikan pemahaman kepada orang
tua khususnya orang terdekat bagi anak-anak untuk melakukan inovasi belajar
yang kreatif salah satunya melalui literasi yang menyenangkan untuk anak anak.
karena belajar bukan sekedar dari sekolah namun dimanapun tempat dapat digunakan
untuk belajar dan dari berbagai sumber apapun. Penulis berharap masyarakat
Indonesia lebih melek literasi dan mampu melakukan edukasi mandiri terutama orang
tua yang menjadi fokus kajian ini.
Literasi Indonesia
Tingkat literasi memiliki hubungan terhadap
kualitas suatu bangsa. Minat seseorang dalam membaca buku berpengaruh pada
mental, wawasan dan perilaku seseorang. Fakta yang terjadi di Indonesia menurut
UNESCO Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah literasi dunia. Hal
tersebut menunjukkan bahwa minat membaca masyarakat Indonesia masih sangat
rendah. Minat baca masyarakat menurut data UNESCO hanya 0,001%, artinya dari
1000 orang yang ada di Indonesia hanya 1 orang saja yang suka membaca. Data UNESCO
untuk indeks pembangunan pendidikan , menyebutkan indonesia berada di urutan 69
dari 127 negara. Hasil survei UNESCO minat baca di Indonesia paling tinggi di
Daerah Istimewa Yogyakarta dengan indeks baca 0,049. Hasil survei PISA tahun
2015 kompetensi membaca pelajar Indonesia mendapat nilai 397, angka yang kecil
di bawah rata-rata Organitation for
Economic Coorperation and Development yaitu sebesar 493. Hasil survei
penilaian siswa pada PISA 2015 Indonesia berada di urutan 64 dari 72 negara.
Literasi bagi suatu bangsa memilki peran
yang sangat penting. Bagi bangsa indoensia yang memiliki jumlah sumber daya
manusia yang besar diharapkan dapat membawa bangsa lebih maju. Namun Indonesiua
masih berkutat pada permasalahan kualitas sumber daya manusia. Masalah ini dapat menghambat kemajuan suatu
bangsa. Sebagai negara yang memilki kuantitas SDM yang besar Indonesia
seharusnya mengembangkan budaya literasi. Literasi menjadi kecakapan yang
diperlukan oleh generasi penerus bangsa . Hal ini perlu dimulai dari lingkungan
keluarga. Abad ke 21 membutuhkan anak-anak yang dapat berpikir kritis yang mana
menuntut orang tua mampu mendampingi anak anaknya menguasai kecakapan berbagai
literasi.
Budaya literasi perlu digencarkan di seluruh Indonesia termasuk lingkup daerah.
Literasi perlu menjadi perhatian bersama untuk kemajuan bangsa, karena literasi
sendiri menjadi salah satu hal penting dalam kemajuan negara dalam menjalani
kehidupan di era globalisasi. Membaca
menjadi salah satu gerbang membuka jendela dunia. Masyarakat akan dapat melihat
keluar dan mengubah cara berpikir hingga
dapat keluar dari zona kemiskinan. Literasi
menjadi tulang punggung kemajuan suatu peradaban. Budaya literasi secara
efektif dapat dimulai sejak anak usia dini dengan peran orang tua sebagi motor
penanaman budaya literasi di lingkungan keluarga.
Dampak Covid-19 Bagi Anak-anak
Covid-19 sangat berdampak bagi anak-anak.
Berdampak pada psikologis dan perilaku anak-anak. Berbagai tantangan harus
dihadapai oleh guru dan siswa. Terlebih bagi guru dan anak-anak yang berada pada lingkungan yang sulit mendapat
akses pendidikan. Pendidikan yang ada di Indonesia memperlihatkan kesenjangan
yang ketara antara anak-anak dari kalangan kaya dan anak-anak dari kalangan
miskin. Adanya gap yang begitu jauh
mengharuskan Pemerintah membuat kebijakan-kebijakan untuk pemerataan
pendidikan, salah satunya untuk membuat semua peserta didik mendapatkan
fasilitas pendidikan. Dalam masa pandemic Covid-19 saat ini Pemerintah
mengharuskan setiap sekolah harus menyediakan fasilitas pembelajaran daring
menggunakan sejumlah platform digital baik swasta maupun pemerintah. Platform
yang disediakan pemerintah dan swasta memberikan konten secara gratis sehingga
setiap siswa diharapkan mendapatkan peluang melakukan pembelajaran daring di
rumah.
Namun permasalahan tidak selesai begitu
saja dengan penyediaan layanan pendidikan gratis . Sebagian anak-anak kembali
dihadapkan pada kesulitan mengakses internet dan kesulitan akses listrik. Hal
ini menjadi sia-sia belaka bagi sebagian anak di Indonesia. Pembelajaran daring
adalah hal yang baru bagi guru maupun siswa. Ini menjadi tantangan bagi guru
dan siswa agar menyesuaikan kondisi sulit seperti ini. Agar semua anak
mendapatkan kesempatan bisa melanjutkan pembelajaran di rumah termasuk anak-anak
yang kesulitan akses listrik dan akses internet , alternatif pembelajaran
secara offline sangat penting untuk dieksplorasi. Dalam kondisi tersebut peran
orang tua sangat penting dalam mendorong anak anak untuk tetap belajar meskipun
tidak dapat pergi sekolah.
Penutupan sekolah sangat memperburuk
kesenjangan akses pendidikan terutama bagi anak-anak daerah yang minim
tersentuh oleh teknologi digital. Sebelum terjadi pandemi anak-anak tersebut telah
mengahadapi berbagai kesulitan dalam
mengakses pendidikan yang berkualitas. Siswa yang berasal dari keluarga miskin
akan lebih merasakan dampak yang lebih buruk. Karena kurangnya pemahaman
mengenai kebutuhan anak agar terlibat dalam pembelajaran daring secara efektif.
Selain itu anak tidak mendapat ruang yang cukup untuk belajar dan berkonsentrasi. Bagi anak penyandang disabilitas
yang memerlukan kontak fisik dan emosional dengan guru akan sulit dalam
pembelajaran daring hal lain karena siswa penyandang disabilitas membutuhkan
alat pembelajaran dan terapi khusus agar
dapat bejar dengan baik.
Penutupan sekolah mengakibatkan waktu
belajar banyak yang terbuang hal ini dapat membuat siswa kesulitan dalam
menguasai pengetahuan dan kemampuan pelajaran sesuai tingkat kelas. Sebagian
anak-anak menganggap masa pembelajarn daring sebagai waktu libur dan banyak waktu
untuk bermain. Karena anak-anak terbiasa melakukan pembelajaran tatap muka
dengan guru.
Literasi Sebagai Solusi Alternatif Belajar Yang
Menyenangkan Bagi Anak Anak Di tengah Pandemi Covid-19
Berdasarkan dampak pandemi Covid-19 yang
tidak berkesudahan sektor pendidikan juga mendapat imbasnya. Banyak hal yang
dirasakan anak-anak karena harus beradabtasi dengan keadaan baru. Berbagai
kebijakan pemerintah memberikan fasilitas pendidikan gratis tidak serta membawa
harapan baru bagi mereka anak-anak yang tinggal di derah yang kurang akses
listrik dan internet. Perlu inovasi baru agar anak-anak tetap belajar di rumah
melaui pengawasan dan bantuan orang tua. Salah satu hal yang efektif adalah
melalui literasi yang menyenangkan. Menengok pentingnya literasi untuk kemajuan
suatu bangsa sangat penting membudayakan literasi di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu dengan literasi yang menyenangkan diharapkan angka minat baca
masyarakat Indonesia dapat lebih baik dan kemajuan bangsa dapat dicapai. Perlu
diingat bahwa belajar tidak hanya diperoleh melalui pembelajaran dikelas
melalui literasi buku dan berbagai media lainnya, anak-anak
diajak untuk memperluas wawasan tanpa mengandalkan sekolah. Untuk membentuk bangsa yang berkualitas harus
dimulai dari lingkup kecil yaitu keluarga. Pembiasaan budaya literasi dikeluarga
akan menciptakan generasi yang unggul. Generasi muda yang mandiri dalam membaca
berbagai informasi agar mampu bertahan
dalam tantangan zaman.
Kesimpulan
Mengingat pentingnya literasi dan untuk
membudayakan literasi bagi anak-anak. Budaya literasi harus selalu di
sosialisasikan mulai dari lingkup keluarga. Literasi yang menyenagkan membantu
anak-anak membuka wawasan lebih luas dan kemmapuan berpikir anak akan terasah.
Dalam kondisi Covid-19 yang mengharuskan anak-anak untuk belajar di rumah
melalui lioterasi yang menyengakan akan membuat anak senang belajar dan tidak
bosan. Usaha membudayakan literasi anak-anak membutuhkan peran serta orang tua
untuk membiasakan literasi untuk anak-anaknya. Dengan begitu belajar di rumah
tidak menjadi permasalahan yang menyulitkan. Mari bersama membangun negeri
dimulai dari keluarga. Mari budayakan literasi agar siswa mampu belajar mandiri
dalam kondisi apapun baik adanya pandemi Covid-19 ataupun tidak.
Daftar Pustaka
Permatasari.
Ane. Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan Fisipol UMY. Membangun Kualitas Bangsa Dengan Budaya Literasi. pdf
Stevany.
Agriana. Desember 2019. Gerakan Literasi
Nasional Gerakan Bersama Demi Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Diakses
dari http://bppauddikmasntt.kemdikbud.go.id/index.php/11-artikel/70-gerakan-literasi-nasional-gerakan-bersama-demi-mencerdaskan-kehidupan-bangsa
Azzi-Huch,
K. dan T. Shmis, “Mengelola dampak COVID-19 pada sistem pendidikan di seluruh
dunia: Cara berbagai negara mempersiapkan, menghadapi, dan merencanakan
pemulihan”, Bank Dunia, Washington, D.C., 18 Maret 2020. https://blogs.worldbank.org/education/managing-impact-Covid-19-education-systems-around-world-how-countries-are-
Pemerintah
Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dapodik PAUD DIKDAS DIKMEN,
April 2020.
BPS,
Indonesia, Statistik Kesejahteraan, 2019.
UNICEF Indonesia,
“Kemampuan untuk Masa Depan”, 2017.
Senza dkk. 2020. Riset
Dampak Covid-19:Potret Gap Akses Online ‘Belajar dari Rumah' dari 4 provinsi.
Diakses dari https://theconversation.com/riset-dampak-covid-19-potret-gap-akses-online-belajar-dari-rumah-dari-4-provinsi-136534
UNDP Indonesia. Sustainable
Development Goal 4: Quality Education. Diakses dari https://www.id.undp.org/content/indonesia/en/home/sustainable-development-goals/goal-4-quality-education.html
Unicef Indoensia. 2020. Covid -19 dan Anak-Anak di Indonesia: Agenda Tindakan untuk Mengatasi
Tantangan Sosial Ekonomi. Diakses dari www.unicef.org/indonesia
Kartika, N. dan Nugrahanto, W. Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Padjadjaran. Mengembangkan
Minat Baca di Masyarakat Desa Pasanggrahan dan Desa Malongpong Kecamatan Maja
Kabupaten Majalengka. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks
untuk Masyarakat Vol. 3, No. 1, Mei 2014: 19 – 25 ISSN 1410 – 5675. file:///E:/Documents/Downloads/8307-13684-1-SM.pdf
Widyaning
dkk. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Peningkatan Kemampuan Literasi Awal Anak
Prasekolah melalui Program Stimulasi. Jurnal Psikologi Volume 44, Nomor 3,
2017: 177 – 184 DOI: 10.22146/jpsi.16929JCCS. file:///E:/Documents/Downloads/16929-74369-2-PB.pdf
Komentar
Posting Komentar