Bilal bin Rabah al Habsyi r.a.

Bilal bin Rabah al Habsyi r.a. 


Maulana M. Zakariyya Al-Kandhalawi

Himpunan Kitab Fadhilah A'mal : Pustaka Ramadhan.

 

Bilal r.a. adalah seorang sahabat Nabi yang terkenal. Dia adalah seorang mu'adzdzin (juru azan) di masjid Nabawi. Sebelumnya, Ia seorang hamba sahaya milik seorang kafir Quraisy sebelum kemudian memeluk Islam. Ke-Islamannya menyebabkan Bilal r.a. mengalami banyak penderitaan dan kesengsaraan akibat perbuatan orang-orang kafir. Umayyah bin Khalaf adalah seorang kafir yang paling keras memusuhi orang Islam, Ia pernah membaringkan Bilal r.a. di atas padang pasir yang panas membakar ketika matahari sedang terik sambil memindahkan batu besar di atas dadanya, sehingga Bilal r.a. tidak dapat menggerakkan badannya sedikitpun. Umayah berkata, "Apakah kamu bersedia mati dalam keadaan seperti ini? Ataukah kamu mau terus hidup dengan syarat kamu tinggalkan agama Islam?" Walaupun Bilal r.a. disiksa seperti itu, namun dia berkata "Ahad! Ahad!"(maksudnya, Allah Maha Esa).


Pada malam harinya, Bilal r.a. diikat dengan rantai kemudian dicambuk terus-menerus sehingga Badannya luka-luka. Pada siang harinya, dia dibaringkan kembali di atas padang pasir yang panas. Tuannya berharap Bilal r.a. akan mati dalam keadaan seperti itu. Orang kafir yang menyiksa Bilal r.a. silih berganti, suatu kali Abu Jahal yang menyiksanya, terkadang Umayah bin Khalaf, bahkan orang lain pun turut menyiksanya juga. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menyiksa Bilal r.a. dengan siksaan yang lebih berat lagi. Ketika Abu Bakar r.a. melihat penderitaan Bilal r.a. ia segera membelinya dan memerdekakannya.

Hikmah

Orang Arab jahiliyah, ketika itu menyembah berhala. Karena itulah, Islam mengajarkan ketauhidan untuk mengubah keyakinan mereka, yaitu hanya menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Inilah yang menyebabkan Bilal r.a. mengucapkan, "Ahad! Ahad". Hal ini disebabkan karena keimanannya yang begitu kuat. Sekarang seberapa besar keimanan dan kecintaan kita kepada Allah? Kecintaan inilah yang menyebabkan Bilal r.a. rela disiksa demi mempertahankan agama. Walaupun orang-orang kafir di Mekah terus menyiksanya, namun dia tetap mengucapkan "Ahad! Ahad".

Inilah contoh kehidupan yang pernah dialaminya. Sebelum Rasulullah wafat, dia bertugas sebagai juru adzan di masjid Nabawi. Setelah Rasullullah wafat, pada mulanya pada mulanya dia tetap tinggal di Madinah Thayyibah. Tetapi karena tidak kuat menahan kesedihan setiap kali melewati makam Rasulullah, maka ia meninggalkan Madinah dan pergi bersama pasukan jihad fisabilillah. Sampai beberapa waktu lamanya dia tidak kembali ke Madinah.

Pada suatu hari, ia bermimpi bertemu Rasulullah. Dalam mimpinya itu Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya "Wahai Bilal, apa yang menghalangimu sehingga engkau tidak pernah berziarah kepadaku?" Setelah bangun dari tidurnya, Bilal r.a. pun segera pergi ke Madinah. Setibanya di Madinah, Hasan dan Husain _r.a. (cucu Rasulullah) meminta Bilal r.a. agar mengumandangkan adzan, ia tidak dapat menolak permintaan orang-orang yang dicintainya itu. Ketika ia mulai beradzan, maka terdengarlah suara adzan seperti pada zaman Rasulullah. Hal itu sangat menyentuh hati penduduk Madinah, sehingga kaum wanita pun keluar dari rumah masing-masing sambil menangis untuk mendengarkan suara adzan Bilal r.a . Setelah beberapa hari lamanya Bilal r.a. tinggal di Madinah, akhirnya dia meninggalkan kota Madinah dan kembali ke Damaskus dan wafat di sana pada tahun ke dua puluh Hijriyah. (Asadul Ghabah)

Wallahu a'lam bishawab

***

[Pens : Shiroari]

#MengembangkanLiterasi

#MengukirArti

#MengejarRidhoIlahi

Komentar

Postingan Populer