Harta, Tahta dan Pahala

"HARTA TAHTA PAHALA"

- Ustadz Riza Zacarias 


Bersyukur kepada Allah, karna curahan kebaikan Allah tidak akan pernah bisa kita balas, maka sepantasnya kita menjadi hamba yang bersyukur.


"Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 254)


Dalam ayat tersebut Allah Memberikan peringatan dengan keras, infaqkan sebagian harta yang Allah berikan bagi mereka yang tidak mau berinfaq. 


Berbeda dengan Ayat dibawah ini membujuk dan mengajak berinfaq dengan lembut, bersedekah fii sabilillah. 


"Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 245)


"Kebajikan apa pun yang kamu peroleh adalah dari sisi Allah dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi."

(QS. An-Nisa' 4: Ayat 79)


KALO ADA KEBAIKAN, KEMASLAHATAN ITU DARI ALLAH.

KALO KEBURUKAN, ITU DATANGNYA DARI KESALAHAN DIRI KITA SENDIRI.


Bentuk dari ujian itu bisa dalam bentuk adanya kekayaan (harta) kekuasaan (tahta).

Bisa jadi kedudukan yang orang lain anggap mempunyai kewenangan yang dampaknya sangat besar, bagi kebaikan atau keburukan di wilayah kewenangannya. 


Maka itu juga menjadi fitnah dan ujian, apakah dia menjadi orang yang baik atau menjadi orang yang buruk? 


Apakah kita ini menjadi orang yang kemudian kelompok kiri?(nauzubillahimindzalik) atau kita menjadi kelompok kanan?(ashabul yamin).

Itu adalah pilihan yang sangat bisa kita pilih.


Apa yang harus kita lakukan? Yakini semua kebaikan hanya dari Allah saja.


Pada saat Nabi Sulaiman menjadi contoh yang konkrit sebagai seseorang yang dikasih kemampuan menguasai dunia ini dengan seluruh model kekuasaan yang tidak pernah ada sebelumnya, karna Nabi Sulaiman ini bisa menguasai bangsa Jin, Binatang dan memahami seluruh bahasanya, dan semua menjadi pasukannya, pengikutnya. 


Pun juga di urusan harta, tidak ada seorang pun sebelum dan sesudah Nabi Sulaiman memiliki penguasaan harta yang luar biasa selain Nabi Sulaiman.


"Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia."

(QS. An-Naml 27: Ayat 40)


Namun sikapnya Nabi Sulaiman inilah yang bisa kita contoh, terhadap bagaiman beliau menghadapi kebaikan-kebaikan yang datangnya dari Allah, terdapat pada ayat diatas. 


Berbeda dengan sikap yang kebalikan dari Nabi Sulaiman yaitu Fir'aun dan Qorun dia seorang yang berbeda dalam menghadapi kebaikan-kebaikan yang telah Allah berikan, malah sombong dan takabbur, akhirnya di akhir hayatnya malah dihinakan.


"Dia (Qarun) berkata, Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku. Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka."

(QS. Al-Qasas 28: Ayat 78)


Untuk itu, bagi kita semua, apapun yang telah Allah berikan, biarkan menjadikan kita mendapatkan pahala, jangan sampai kemudian kita lupa diri, sehingga tidak menjadi wasilah kebaikan. 


Bagaimana agar setiap harta yang kita miliki menjadi bernilai pahala dan wasilah kebaikan?

Gunakan sebuah kesempatan bagi anda yang saat ini sedang memiliki kewenangan (tahta) membuat budaya kerja yang membuat semua orang yang ada di lingkungan kerja kita ini menjadi terfasilitasi beramal sholeh untuk kemudian dekat dengan Allah.


Membuat kebiasaan seperti mewajibkan shalat tepat waktu, shalat dhuha, tilawah setiap hari,(apalagi pemimpin, minimal harusnya 1 hari 1 juz) qiyamullail dll. 


Dan ini bisa menjadi kriteria penilaian bagi seluruh karyawan, masuk dalam point penilaian, ada skor yang itu menjadi nilai + yang sangat baik bagi setiap orang, ketika melakukan proses itu dengan baik. 


Juga ada pembinaan setiap pekan, bagi setiap karyawan untuk makin dekat dengan Al-Qur'an, sayang kepada Rasulullah, dan taat kepada Allah Ta'ala.


Demikian juga dengan urusan berinfaq, adakan kotak infaq di beberapa titik di kantor, untuk bisa mengingatkan barangkali lupa untuk berinfaq hari itu, paling tidak kalo liat ada kotak, dia bisa ingat, dan semoga menjadi wasilah dia bersegera berinfaq. 


Memperhatikan karyawan sekitar dan masyarakat sekitar, apakah masih ada yang kekurangan atau tidak? Menjadi perhatian untuk melakukan kebaikan yang bisa berdampak bagi orang terdekat terutama.


HARTA & TAHTA  YANG KITA MILIKI ITU HAK GUNA PAKAI DARI ALLAH


Sebagai apapun kita, harta dan tahta yang dipunya, sebenarnya sedang dititipi, filosofinya sederhana, bahwa kita datang ga bawa apa-apa ketika lahir, kemudian perhatikan ketika kembali pada saat habis usia kita, kita juga ga bawa apa-apa, kecuali kain kafan kita, cuman itu saja yang kita bawa. 


Kita tidak lahir tidak bawa apa-apa, pulang kepada Allah juga tidak bawa apa-apa, berarti, pada saat kita punya sesuatu (harta, kekuasaan) itu menjadi hak guna pakai saja.


Selama kita di titipi oleh Allah Ta'ala, kita harus tau apa maunya yang sedang menitipkan pahala ini, maka ingat Qs. Al-Baqarah tadi peringatan untuk berinfaq, infaqkan dari sebagian hartamu.


Allah ga bilang infaqkan seluruh hartamu, tapi Allah bilang infaqkan sebagian hartamu. 


RAHASIA DIBALIK INFAQ 


Ada rahasia dibalik seorang hamba yang ebriman dengan sebaik-baiknya iman, percaya penuh dengan janji Allah (yang ghaib yang tidak terlihat) maka, kita ini tidak boleh kemudian itungan dengan harta yang kita miliki yang sedang dititipkan Allah, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. 


Pokoknya, ketika kita ada ketitipan harta, walaupun masih pas-pasan rasanya, infaqlah, infaq. Karna disitu kita akan membuat kita memiliki mental seorang yang dermawan.


Kalo kita tidak latihan dalam kondisi apapun untuk berinfaq, jangan dikira bahwa setelah memiliki harta yang banyak itu menjadi lapang berinfaq, belum tentu! bisa jadi menjadi pelit. 


JANGAN SAMPAI KITA MENJADI GOLONGAN ISTIDRAJ 


Jangan sampai kita menjadi orang yang istidraj, seperti yang dinaikkan posisinya, dimuliakan dengan harta dan kekuasaannya, tetapi entah masih di dunia dan yang pasti di akhirat, dia akan dijatuhkan dengan kejatuhan yang sedalam-dalamnya dan sehina-hinanya. 


Harta yang dititipi ini akan dihisab, memperolehnya dengan cara yang hak/bathil?


YANG KITA KEJAR


"Yang kita kejar itu lipat ganda kebaikan yang akan Allah berikan, ketika kita berinfaq"


Niatkan infaqnya juga atas nama orangtua kita, baik masih hidup atau sudah meninggal, agar mengalir juga pahalanya untuk mereka.


KEUTAMAAN MENJADI ANAK SHALIH 


Ketika kita menjadi anak yang shalih, pahalanya pun akan mengalir ke kedua orangtua kita. 

Memiliki kebiasaan baik , menjadi anak-anak yang berhasil memiliki harta yang lebih banyak, ilmu yang bermanfaat, yang kemudian dengan orang banyak mau dengar kita, insya Allah orangtua kita juga mendapatkan pahala kebaikan.


Sayang banget, ketika kita tidak mengaitkann semua apa yang kita miliki dengan Allah, rugi banget, karna kita ini ga tau hidup sampai kapan. 


Ajal itu datangnya bisa lewat jalur manapun, mulai sekarang, siapapun anda, mulailah untuk berinfaq, biasakan, karna Allah yang menjanjikan kepada kita, janji Allah gaakan pernah ingkar. 


Sedekah terbaik adalah diwaktu subuh di hari Jum'at, di momen sedekah itu sangat dibutuhkan.


HARTA YANG BERKAH 


Ciri harta yang berkah itu bukan pada jumlahnya, tetapi kepada seberapa kita ini pandai bersabar juga bersyukur, dan tetap dekat, taat dengan Allah, Al-Qur'an, dzikir-dzikir kita, ibadah-ibadah kita. Datangnya kebaikan-kebaikan dalam hidup.


AMALAN YANG AKAN DIBALAS 700X LIPAT 


"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 261)


- Semuanya yang ada pada kita hanyalah titipan, tidak akan dibawa hingga kita berada dikuburan - 


Barakallahu fiikum

Wallahu'alam,

Jazakumullah Khayr sudah membaca, afwan apabila ada kesalahan dalam penulisan. 


Komentar

Postingan Populer