Hidayah Dalam Al-Qur'an

Hidayah Dalam Al-Qur'an

Felix Y. Siauw [2010]

Beyond The Inspiration. Klilafah Press.


*

Untuk mengkristalisasi pemahaman tentang hidayah, seorang Muslim harus memahami bahwa dalam Al Qur'an, sedikitnya mempunyai tiga makna:

Pertama, Hidayah Al-Khalqi yaitu hidayah yang datang bersama penciptaan manusia, yang dimaksud dalam hidayah ini adalah akal manusia yang memiliki kemampuan untuk berpikir memahami sesuatu, yang dengan akalnya inilah manusia memiliki kebebasan kerkehendak atau kebebasan memilih. 

Bersamaan dengan diberinya hidayah ini, Allah juga memberikan potensi baik dan buruk pada manusia sebagai konsekuensi kebebasan berkehendak atau kebebasan memilih tersebut. 

"Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya". (QS. As-Syams: 8)

Kedua, Hidayah Al-Irsyad wa al-Bayan yaitu hidayah yang diturunkan Allah dengan diturunkannya Al Qur'an dan diutusnya Rasulallah saw kepada umat manusia. Hal ini berfungsi sebagai guidance atau tuntunan bagi manusia dalam melaksanakan tugasnya didunia sebagai wakil Allah. 

"Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar agar Dia menenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci". (QS. Ash-Shaff:9)

Sebutan Al Qur'an sendiri adalah Al-huda atau Al-Furqon, yang artinya petunjuk manusia atau pembeda antara yang benar dan yang salah. Allah SWT telah menetapkan bahwa diturunkannya kitab-kitab  Allah dan diutus-Nya para Rasulallah wa Nabiyullah akan menjadi tanda-tanda keberadaan Allah dan kebenaran Islam bagi kaum yang berfikir. 

Ketiga, Hidayah At-taufiq yaitu persetujuan atau kemudahan yang datang dari Allah ketika seseorang menjalankan aktivitas menaati-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketika seorang hamba melaksanakan ketaatan pada Allah dengan maksimal maka Allah pun akan memberikan taufiq kepadanya agar menjalankan ketaan dengan lebih mudah. 

"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman". (QS. Al-An'am: 125)



[Pens : Goresan Malam]

Komentar

Postingan Populer