Peran Palestina Dalam Kemerdekaan Indonesia

 Peran Palestina Dalam Kemerdekaan Indonesia

Mentadabburi Sejarah Umat, Indonesia, dan Dunia Islam

Ustadz Edgar Hamas

Palestina menjadi kisah yang hilang dalam sejarah. Sejak 1945 warga Indonesia mau melepaskan sifat kedaerahannya untuk membantu bangsa Indonesia. Mau untuk mengumpul kan identitas kesukuan menjadi identitas kebangsaan. Islam menyatukan hati mereka, kalau engkau menginfakkan semua harta sekalipun untuk bisa menyatukan mereka,hal tersebut tidak bisa, yang bisa menyatukan adalah ukhuwah. Indonesia berbeda beda dan beragam namun yang sama adalah syahadat kita. Ada satu kekuatan yang membuat Indonesia bisa meleburkan sekat kedaerahannya menjadi satu kapal raksasa. Kekuatan besar itu adalah Islam. 

Ada masa dimana para pendahulu, bangsa sadar untuk melawan imperialisme, tidak bisa berjalan dengan parsial atau kedaerahan namun arus seiya dan sekata dalam satu koordinasi dan manajemen yang utuh. Melawan imperialism harus bersatu dengan kata Islam. Allahu Akbar. Namun ada banyak orang yang mendikotomi sejarah Islam dan sejarah Indonesia, kenapa? padahal Sejarah Islam di Indonesia adalah sejarah Indonesia. Secara objektif dan fakta, Islam yang membuat kita bersatu, para ulama yang menjadi komandan dalam melawan penjajah.

Ketika d’Albuquerquee, seorang palima Portugis datang ke Indonesia ia berkata bahwa “jasa yang akan kita berikan pada tuan dengan mengusir orang Islam dari negeri ini, adalah memadamkan api semangat Muhammad, sehingga api itu tidak akan menyebar sesudah ini, saya yakin itu. Jika kita rampas kekayaan mereka, niscaya Makkah dan Kairo akan ikut hancur.” (Hamid Algadri; Snouck Hurgronce, Politik Belanda Terhadap Islam dan Arab,1984)

Perlu diketuai d’Albuqueque adalah panglima yang berusaha mencuri jasad Rasulullah di Madinah, dia adalah buron yang dicari kesultanan Utsmaniyah karena ia bekerja sama dengan Syiah dan berencana makar bagaimana menyerang Madinah dan mencuri jasad Nabi Muhammad dari Masjid Nabawi. Ketika ia datang ke nusantara bukan tanpa sebab, ia tahu bahwa ada gugusan pulau Asia bagian tenggara yang keislaman yang benar benar hidup, yang ruh perjuangan berdasarkan api perjuangan Nabi Muhammad. Portugis dengki karena orang orang berbondong bondong memeluk Islam. Ia datang membawa misi, misi itu yang ditiru VOC yaitu  gold, glory, gospel. Glory yaitu mereka mencari kejayaan dengan menjajah, menjarah, mengambil harta dan jabatan, dan mengeksploitasi rempah, menjual ke Eropa, bahkan VOC menjadi perusahaan paling mahal di dunia. Sampai hari ini gospel memiliki misi menghancurkan, memutuskan sejarah Islam dari pendahulunya  dengan menekan aura aura dan nilai nilai Islam nusantara dengan agama yang mereka yakini.

Lalu apa respon umat Islam, umat Islam yang stabil mendirikan kerajaan dan kesultanan memiliki kekuasaan sendiri kemudian diusik oleh kedatangan penjajah baik klasik maupun modern. Respon umat Islam tidaklah diam mereka tidak menunduk dan sujud, meskipun kerajaan kerajaan muslim terpisah antar wilayah di Indonesia, namun kekuatan masing masing kerajaan sangat besar membuat negara negara Katolik (Portugis dan Spanyol) dan Protestan (Belanda dan Inggris) kewalahan. Sebagai contoh satu kekuatan yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin di Makassar, berhasil menyaingi kekuatan laut Portugis di laut Jawa.

Sejak awal pendahulu sudah berkiprah mengumandangkan takbir dan melawan imperialism. Apalagi ketika para penjajah  datang dan memindahkan simbol simbol Islam, penjajah, menghancurkan masjid dan sekolah agama itu membuat umat marah dan melawan. Disinilah kita memahami sebuah spirit, bawah rakyat memiliki spirit yang kuat bulat dan ketara  untuk melawan penjajahan.

Kira kira umat Islam di Nusantara kenal umat Islam sejak kapan?

Umat Islam memiliki referensi islam yang kuat. Ulama ulama nusantara menjadi imam dan guru di Makkah Al Mukaromah seperti Syekh Nawawi, Syekh Yasir dsb. Kalo kita melihat masa lalu kita akan malu karena para pendahulu levelnya sudah internasional, tapi sekarang kita berperang dengan masing masing hanya karena beda guru dan madzhab. Pendahulu kita sudah selesai dengan itu dan semuanya memiliki perhatian pada Palestina mereka sudah kenal Palestina di masa lalu. Contoh Masjid Kudus berasal dari Sunan Kudus beliau memiliki darah Palestina, Masjid Kudus (Masjid Al Aqsa). Ada kota di Jawa Tengah yang terinspirasi dari Palestina. Sejak dulu kita telah memiliki hubungan erat dengan Islam. Sama sama Islam dan melawan penjajahan. Tapi kok ya ada yang bilang tidak perlu ngurusin Palestina.

Perintis kebangkitan Nasional itu adalah umat Islam

Bahwa ”Tidak bisa seseorang menjadi berani atau mulia kalo terlalu banyak yang ia takuti dan yang ia sembah. Menjadi berani besar  karena mentauhidkan Allah saja secara lahir dan batin”(Umar Said Cokroaminoto)

Banyak yang berkata yang menjadi spirit kebangkitan Nasional adalah Budi Utomo. Budi Utomo dari orang priyayi bukan dari golongan kecil, sifatnya kedaerahan yaitu Jawa saja, Budi Utomo sifatnya sinkretisme kejawen sangat local. Serikat Islam dekat rakyat kecil, kelas menengah, dan atas, sifat nya menusantara atau nasional, dan semangatnya adalah perjuangan Islam. Sejara yang tidak sampai di telinga kita. Umat Islam jauh sebelum menjadi Indonesia telah berkiprah sangat jenius.

Sarekat Islam adalah bukti terbesar. Ketika belum ada WA, BBM, SI mampu untuk mengorganisir 1,3 juta pengurus konferensi  di kota masing-masing dalam satu waktu. Bahkan SI yang dipimpin Haji Umar Said Cokroaminoto juga mengurus haji, zakat dan pembagian uang baitul mall. Namanya SI tapi seperti fungsi negara itulah yang membuat Belanda memberikan nama Cokroaminoto raja Jawa tanpa mahkota. Karena  sekali Cokro bilang A maka semua orang akan lantang bergerak dan berkata A.

Menuju Kemerdekaan

Nasionalisme, Islamis, Komunisme

Detik detik kemerdekaan adalah proses yang panjang ada banyak kubu di Indonesia Nasionalisme, Islamis , komunis. Kubu nasionalis Soekarno, kubu Islamis Agus Salim, komunis Muso mereka adalah murid Cokroaminoto. Beliau adalah guru bangsa sejati true leader our country. Beliau menjadi tokoh founding father bangsa Indonesia. Perjuangan kita berabad abad lamanya lintas generasi Islam sebagai spirit perjuangannya. Palestina akan bebas kalau spiritnya Islam, bukan lokal atau kepartaian. Semurni murni tauhid, setinggi tinggi ilmu dan sepintar pintar siyasah. Sebagaimana Palestina menginspirasi kita, kita ingin ikut andil juga dalam kemerdekaan Palestina. Kita memaknai sejarah kita agar kita tahu bahwa kita memiliki kobar semangat yang sama, sama sama dijajah berjuang dengan Allah Akbar qodarullah Indonesia merdeka lebih dulu. Lantas apakah kita hanya diam saja bahkan saat Palestina susah masih ingat dengan Indonesia?

Peran Muhammadiyah dan NU

Muhammadiyah lahir 1912 jauh sebelum Indonesia merdeka. NU lahir  1926 jauh sebelum Indonesia merdeka. Umat Islam dengan kesadaran penuh telah berkiprah banyak untuk bangsa Indonesia. Tokoh NU dan Muhammadiyah ibarat kawah candradimuka melahirkan pemimpin pemimpin mewarnai jagad  kebangsaan pembangunan peradaban, seperti Ki Wahid Hasyim, Mas Mansyur, Ahmad Dahlan, Sudirman, Sukarno, Wahab Hasbullah, Syafruddin, Bung Tomo dll. Mereka lahir dari organisasi yang rapi Muhammadiyah dan kedalaman ilmu NU.

Peran dunia Islam dalam Kemerdekaan; Cinta dari Palestina

Palestina sejak awal telah ada dalam pikiran umat Islam di Nusantara. Salah satu sunan Kudus memiliki darah keturunan Baitul maqdis berasal dari Palestina. Ada banyak hubungan antara Indonesia dan Palestina. Indonesia harus naik kelas dari penonton ke actor, dari komentator menjadi produser dan sutradara pembebasan Palestina.

Indonesia di Mata Dunia Islam

Nusantara sudah dikenal sejak era Umayyah. Erat di masa Utsmaniyah dan berkiprah di simpul peradaban islam.

Kerajaan Aceh dapat mengusir Portugis, Aceh memiliki hubungan sangat jelas dengan Utsmaniyah. Aceh militernya dididik oleh perwira Utsmaniyah. Sultan Sulaiman Al Qanuni mengirimkan ahli untuk membuat meriam. Utsmaniyah pernah membuat sekolah  militer Baitul Maqdis, Laksamana ahli bidang militer.

Palestina yang menyerukan dunia untuk mengakui Indonesia. Pada tahun 1944-1945 Palestina saat itu menjadi korban kehancuran Perang dunia 1 dan 2. wilayahnya diacak acak Inggris, imigran Yahudi berdatangan dari Spanyol Rusia Afrika dan memenuhi Palestina, membantai umat muslim, para pendatang dipersenjatai Rusia dan Inggris. Keadaan Palestina tidak lebih baik pada saat itu. 1948 Israel mendeklarasikan berdirinya negara mereka di atas puing puing kesengsaraan Palestina. Sesudah itu Palestina harus menghadapi zionis, rumah digusur, rumah dibakar, perempuan di bantai, mereka memiliki ruang dalam pikiran untuk menyuarakan kedaulatan Indonesia. Ukhuwah mereka sangat kuat, mereka memikirkan Indonesia Setahun sebelum Indonesia benar benar merdeka, yaitu ketika perdana menteri Jepang pada 6 September 1944 berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia, Palestina secara de facto langsung mengakui kedaulatan Indonesia. Memikirkan saudara meski dalam keadaan susah. 

Disiarkan untuk membela, 

“Sebagai contoh pada 6 September 1944. Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ucapan selamat Mufti besar Palestina Amin Al Husaini (melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia kedua) kepada Alam Islami, bertepatan ‘pengakuan Jepang ‘ atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebar luaskan, bahkan harian ‘Al Ahram” yang terkenal telitinya juga menyuarakan.”

Yang dilakukan Palestina dalam menyuarakan kemerdekaan Indonesia menginspirasi negeri lain. Setelah itu negara Arab lain yang mengikuti jejak Palestina dan Mesir adalah Suriah, Irak, Yaman, Arab Saudi dan Afganistan. Secara resmi keputusan sidang Dewan Liga Arab pada 18 November 1946, menganjurkan kepada semua negara anggota Liga Arab supaya mengakui Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat.

Kita belajar ruang ruang yang hilang episode yang terhapus atau dihapus episode yang hilang atau dihilangkan episode yang terkubur atau dikubur kita tak tahu. Kemerdekaan Indonesia tidak sempurna tanpa kemerdekaan Palestina. Selama zionis masih mencengkramkan penjajahan di Palestina selama itu Indonesia menjadi bangsa terdepan yang membela Palestina (Soekarno). 

Salam dari bangsa yang  terjajah namun jiwanya merdeka bernama Palestina untuk negeri merdeka tanahnya namun sebagian besar bangsanya masih terjajah bernama Indonesia. Ustadz Edgar Hamas

Komentar

Postingan Populer