Ilmu dari Barat, Apa yang Salah?
Ilmu dari Barat, Apa yang Salah?
Dr. Adian Husaini et.al [2013]
Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam : Gema Insani.
"Manusia itu laksana barang tambang seperti tambang emas dan perak. Orang-orang yang terbaik di masa jahiliah adalah orang-orang yang terbaik juga di dalam Islam, apabila mereka memahami Islam." (HR Muttafaq 'alaihi, dari Abu Hurairah)
***
Tentu, agar menjadi mulia, tidak sembarangan ilmu yang dipelajari. Ilmu-ilmu yang baiklah yang wajib dipelajari. Sebab, ilmu- ilmu yang baik itulah yang akan mengantarkan manusia kepada keimanan dan kebahagiaan. Sangatlah keliru, jika manusia justru bangga dengan ilmunya yang mengantarkan kepada keraguan dan pengingkaran kepada al-Khaliq.
Imam Malik berkata, "Haqqun 'alaa man thalaba al-ilma an-yakuuna lahuu wagaarun wa-sakiinatun wa-khasyyatun." (Orang yang mencari ilmu seharusnya memiliki sifat ketenangan, ketenteraman, dan rasa takut kepada Allah swt.). [Dikutip dari buku Mengapa Saya Harus Mondok, terbitan Pesantren Sidogiri, Pasuruan, 1431 H, hlm. 81]
***
Dalam pencarian ilmu ada banyak tantangan yang akan dan telah kita hadapi. Salah satunya, sebagai seorang muslim kita melahap banyak teori dari Barat, tanpa kita ketahui bagaimana Ilmu atau teori itu muncul. Kemudian kita hanya mengikutinya tanpa mengkritisinya. Hingga tanpa sadar filsafat ilmu Barat itu telah menjadi daging dan dasar kita berpikir. Hmm memangnya apa yang salah?
Singkatnya, filsafat ilmu barat tertumpu pada akal semata dan menolak wahyu sebagai sumber ilmu. Bagi barat, kebenaran fundamental dari agama dipandang sekedar teoritis. Kemudian tidak ada satu kepastian, kebenaran absolut dinegasikan, nilai nilai relatif diterima. Filsafat ilmu barat sangat kental dengan positivisme dan Rasionalisme.
Kemudian, ilmu Barat modern tidak dibangun di atas wahyu dan kepercayaan agama, namun berdasarkan tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekuler yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional.
Epistemologi Barat hanya mengandalkan empirisme dan rasionalisme, sedangkan Epistemologi Islam mengakui 4 sumber ilmu sekaligus, yaitu indera, akal, intuisi, dan wahyu. Masing-masing sumber tersebut memiliki kadar kemampuan yang berbeda sehingga mereka tidak bisa dipisah-pisah dan harus digunakan secara proporsional.
Sumber ilmu yang primer dalam epistemologi Islam adalah wahyu yang diterima oleh Nabi yang berasal dari Allah swt. Apa itu Epistemologi? Epistemologi berbicara tentang sumber-sumber ilmu dan bagaimana manusia bisa meraih ilmu.
Ilmu tanpa bimbingan wahyu hanya akan menyebabkan kerusakan yang dahsyat. Oleh karena itu ilmu dalam Islam tidak bisa terlepas dari wahyu sebagaimana dinyatakan dalam surah Al 'alaq (96) ayat 5 bahwa "Dia (Allah swt.) mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran menyatakan dirinya sebagai pembimbing dan petunjuk bagi manusia di dalam alam metafisika atau alam absolut.
Mengandalkan ilmu pancaindra dan akal semata tanpa iman, manusia tidak akan mampu mencapai petunjuk Allah swt. dan bahkan akan diberikan azab yang pedih.
Terkahir, patutlah kita mencurigai diri sendiri. Apakah kita sudah menjadi seorang muslim seutuhnya? Jangan-jangan covernya Islam tetapi pemikiran kita belum. Jika saya dulu mengabaikan ayat-ayat Al-Quran dalam mempelajari mayor saya di kampus, setelah baca buku ini akhirnya saya tersadar, bahwa filsafat ilmu barat itu telah menyusup tanpa saya sadari. Patutlah kita mencurigai diri sendiri.
Wallahu 'alam.
#MengembangkanLiterasi
#MengukirArti
#MengejarRidhoIlahi
Komentar
Posting Komentar