Kuliah dan ibadah

 [PENTINGNYA KESEIMBANGAN ANTARA KULIAH DAN IBADAH]


Sebelum membicarakan tentang pentingnya keseimbangan antara kuliah dan ibadah, terlebih dahulu saya ingin menyinggung tentang tujuan kita hidup di dunia. Sebenarnya, apa sih tujuan kita hidup di dunia? Atau, apa sih tujuan kita menjalani hidup sampai titik ini? Apakah kita hanya menikmati waku menunggu mati? Sekadar 'Jalanin aja'?


Sebagai seorang muslim, kita harus ingat dan sadar bahwa tujuan hidup kita yang sebenarnya adalah surga-Nya. Dalam Surat Ali Imran ayat 185 dijelaskan bahwa setiap yang berjiwa atau yang bernyawa pasti akan mati. Dan kita pun tahu bahwa saat mati, yang dapat kita bawa bukanlah harta, kekuasaan, dan kekayaan melainkan amal ibadah dan ilmu yang bermanfaat. Ayat ini juga menjelaskan bahwa definisi sukses yang sesungguhnya adalah saat kita dijauhkan dari api neraka dan diizinkan masuk Surga-Nya.


Sebagai manusia yang hidup di dunia ini, kita tentu menjalani dinamika kehidupan. Dan saat ini, adalah saat kita untuk menempuh pendidikan di dunia. Apakah pendidikan itu penting? Tentu saja pendidikan sangat penting.


Kata pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wassalam pun adalah "Bacalah" (Q.S Al Alaq). Ayat ini memberitahu kita, bahwa Allah meminta kita, orang-orang yang beriman untuk membaca, mencari pengetahuan, merenungkan alam semesta serta keajaibannya, dan senantiasa bersyukur.


 Sampai sini kita tahu, bahwa antara ibadah dengan kuliah/menuntut ilmu adalah sama-sama penting. Lalu bagaimana keseimbangan antara kuliah dengan ibadah yang terjadi saat ini?


Sayangnya, yang terjadi saat ini adalah ibadah terkadang menjadi hal yang dikebelakangkan. Mengapa? Manusia zaman sekarang kebanyakan lebih mementingkan kegiatan dunianya dibandingkan ibadah. Ambil saja salat lima waktu sebagai contoh. Manusia zaman sekarang seringkali melalaikan salatnya (tak terkecuali saya). Misalnya, akhir-akhir ini adzan dzuhur sudah dikumandangkan bahkan sebelum jam 12 siang yang biasanya identik dengan waktu dzuhur. Lalu kapan kita salat? Apakah di awal waktu setelah adzan dikumandangkan? Atau di-nanti-saja-kan? Tak jarang saya melihat orang salat dzuhur di waktu menjelang adzan ashar. Padahal nikmat paling besar adalah saat kita dapat salat di awal waktu.



Kenapa hal ini bisa terjadi? Setiap orang memiliki alasannya masing-masing. Ada yang memang karena jadwal kuliah/kegiatannya, ada yang karena ‘tanggung mengerjakan sesuatu (tugas dan sebagainya)’, dan ada yang karena memang malas (Untuk alasan yang ketiga, tentu saya harap agar kita cepat sadar dan cepat merasakan nikmatnya salat di awal waktu).



Untuk alasan-alasan melalaikan ibadah seperti yang sudah disebutkan diatas, tentu ada pula solusi-solusi yang dapat dilakukan. Misalnya yang pertama adalah karena jadwal kuliah. Memang ada beberapa kelas yang waktunya melewati waktu salat. Solusinya tentu dengan mengambil jadwal yang lebih aman alias tidak melewati waktu salat. Dan jika memang tidak ada jadwal lain, maka segerakanlah salat saat keluar kelas. Karena kita tidak tahu sampai kapan kita hidup. Bisa saja semenit kemudian kita sudah dalam keadaan meninggal. Dan jika alasannya adalah karena ‘tanggung’, maka kita harus belajar untuk lebih mengerti. Bahwa salat tidak pernah merugikan waktu. Sebagai orang yang taat, mestinya kita akan gelisah atau tidak tenang hati jika belum melaksanakan kewajiban kita. Dan mengerjakan tugas pun akan sulit karena kegelisahan.



Kesimpulannya adalah, ibadah memang sangat penting. Tetapi kuliah atau menuntut ilmu juga tidak kalah penting. Jangan sampai kita terlalu berlebihan dalam beribadah sehingga mengabaikan dunia yang sedang kita jalani saat ini. tetapi jangan sampai pula kita terlalu berlebihan dalam mengejar dunia sehingga kita lalai bahkan meninggalkan kewajiban-kewajiban kita terhadap Allah. Antara dua hal ini sangat perlu adanya keseimbangan. Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT:



وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (Q.S. Al-Qhasas 77)



#BuildFaithWorryLess

#AlQushyi

#PRISMAVII

Komentar

Postingan Populer